Makalah Geografi Materi Batuan Tentang Litosfer dan Batuan Beku

Makalah Geografi Materi Batuan Tentang Litosfer dan Batuan Beku

 BAB I

PENDAHULUAN

    Latar Belakang

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas bidang studi Geografi Sma Negeri 1 Singosari. Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang memiliki ketebalan sekira 1200 km. Berat jenisnya 2,8 gr/cm3 yang tersusun atas lapisan Sima dan lapisan Sial. Litosfer memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, oleh karena itu kita harus mengetahui materi apa saja yang terdapat di dalam Litosfer itu sendiri. Khususnya materi mengenai batuan.

Seperti yang kita tahu, batuan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita. Beberapa jenis batuan juga dimanfaatkan untuk bahan bangunan, bahan bakar, dan lain-lain. Namun tak banyak orang yang antusias untuk mengetahui tentang struktur-struktur batuan yang ada di permukaan bumi ini.

Sehubungan dengan pentingnya hal yang tercantum di atas, maka kelompok kami membuat makalah ini agar wawasan tentang batuan dan segala manfaatnya dapat diketahui oleh pembaca.

    Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah:

    Untuk memenuhi tugas bidang studi Geografi

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

    Untuk menambah wawasan tentang Litosfer dan Batuan
    Untuk membahas batuan secara mendalam
    Untuk berbagi pengetahuan tentang batuan yang ada di permukaan litosfer.

BAB II

PEMBAHASAN

    Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.

    Jenis Batuan pada Lapisan Litosfer

Berdasarkan jenis batuannya, litosfer tersusun atas:

    Batuan Beku

Adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Terdiri atas:

    Batuan beku dalam: terjadi secara perlahan saat magma masih di dalam bumi. Contoh: Granit, Gabro & Diorit.
    Batuan beku gang: pembekuannya terjadi di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Contoh: Aplidiorit, Odinit, Granit Porfir.
    Batuan beku luar: membeku setelah berada di permukaan bumi. Contoh: Basalt, Diorit, Andesit, Obsidian, Batu apung.

    Batuan Endapan (Sedimen)

Terbentuk dari pengendapan material hasil erosi. Yaitu;

ü  Klastik: susunan kimianya sama dengan batuan asal. Contoh: kerikil, pasir & lumpur.

ü  Kimiawi: terjadi akibat proses kimiawi (pelarutan, penguapan, oksidasi). Contoh: batu gamping.

ü  Organik: pengendapannya membutuhkan bantuan organisme. Contoh: batu karang.

    Batuan Maliha (Metamorf)

Batuan yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat akibat suhu dan tekanan tinggi dari dalam bumi.

    Kontak: terbentuk karena perubahan suhu. Contoh: Marmer dan Kapur.
    Dinamo: terbentuk karena perubahan tekanan. Contoh: batu sabak.
    Regional; terbentuk karena tekanan tinggi dan suhu. Contoh: batu gneis.

    Batuan Beku Menurut Komposisi

ü  Batuan Beku Asam/ Felsik

Batuan beku asam mengandung silika (SiO2)  lebih dari 66%.contoh batuan ini dalah Granit dan Ryolit. Batuan yang tergolong kelompok ini mempunyai warna terang (cerah) karena (SiO2) yang kaya akan menghasilkan batuan dengan kandungan kuarsa, dan alkali feldspar dengan atau tanpa muskovit.

ü  Batuan Beku Menengah/ Intermediet

Apabila batauan tersebut mengandung 52 – 66% silika maka termasuk dalam kelas ini. Batuan ini akan berwarnagelap karena tingginya kandungan mineral feromagnesia. Contoh batuan ini adalah Diorit dan Andesit.

ü  Batuan Beku Basa/ Basic

Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah bataun yang mengandung 45 – 52% silika. Batuan ini akan memiliki warna hitam kehijauan karena terdapat kandungan mineral olivine. Contoh batuan ini adalah Gabbro dan Basalt.

ü  Batuan Beku Ultrabasa/ Ultrabasic

Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku mengnadung 45% SiO2 . Warna batuan ini adalah hijau kelam karena tidak terdapat silika bebas sebagai kuarsa. Contoh batuan ini adalah Peridotit dan Dunit

    Batuan Sedimen Berdasarkan Tekstur

ü  Batuan klastik :

Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi (baik oleh angin dan air) menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan terjadi, sedimen mengalami pembatuan. Pembatuan atau lithifikasi merupakan proses terubahnya materi pembentuk batuan yang lepas (unconsolidated rock forming mineral) menjadi batuan sedimen.

ü  Batuan non klastik :

Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan Sedimen Klastik.

Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat membedakannya dengan batuan sedimen klastik.
Terdapat bermacam-macam Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
Contoh Batuan Sedimen Non Klastik adalah Batu Gamping Terumbu
          

Proses pembentukan Batu Gamping Terumbu berasal dari penggumpalan plankto      n, moluska, algae, yang kemudian membentuk terumbu. Jadi, Batu Gamping Terumbu berasal dari organisme.

ü  Batuan Metamorf/ Malihan:

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi.

Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair.

    Batuan Berdasarkan Komposisi Tekstur:

ü   Fanerik/fanerokristalin:

Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

ü  Afanitik:

Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:

- Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

- Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

0 komentar:

Popular Posts

Pengikut