I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, tersebar dari Sabang hingga ke Merauke. Sejumlah besar (lebih dari 10.000 buah) dari pulau-pulau tersebut adalah merupakan pulau-pulau berukuran kecil. memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan jasad renik yang tinggi. Hal ini terjadi karena keadaan alam yang berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya, bahkan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam pulau yang sama. Sistem perpaduan antara sumber daya hayati dan tempat hidupnya yang khas itu, menumbuhkan berbagai ekosistem, yang masing-masing menampilkan kekhususan pula dalam kehidupan jenis-jenis yang terdapat didalamnya.
Keanekaragaman hayati yang sangat tinggi merupakan suatu koleksi yang unik dan mempunyai potensi genetik yang besar pula. Namun hutan yang merupakan sumberdaya alam ini telah mengalami banyak perubahan dan sangat rentan terhadap kerusakan.
Bagian terbesar dari sebuah ekosistem adalah kumpulan tetumbuhan dan binatang yang bersama-sama dan membentuk suatu interaksi tumbuhan dan binatang yang dinamakan komunitas. Komunitas terdiri atas berbagai organisme yang saling berhubungan pada suatu daerah tertentu.
Organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem merupakan sebagian dari tingkatan organisme makhluk hidup, sehingga jenis dan sifat organisme, populais, dan komunitas akan mempengaruhi tipe dan karakteristik suatu ekosistem.
Tipe-tipe ekosistem tersebut masih terlalu luas cangkupannya apabila digunakan untuk tujuan khusus, sehingga memerlukan pembagian yang lebih kecil. Beberapa tipe ekosistem hutan yang diuraikan antara lain hutan hujan tropis, hutan pantai, hutan payau, hutan rawa, hutan gambut, dan hutan musim.
B. Tujuan
Adapun tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem hutan musim.
2. Untuk mengetahui penyebaran dan pembagian ekosistem hutan musim.
II. ISI
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan yang luas di dunia. Luas hutan tersebut dulu mencapai 113 juta hektar dan terus berkurang drastis akibat kebodohan oknum pemerintah dan penjahat yang selalu haus uang dengan membabat dan menggunduli hutan demi mendapat keuntungan yang besar tanpa melihat dampak bagi lingkungan global.
Ekosistem hutan musim merupakan ekosistem hutan campuran yang berada di daerah beriklim muson (monsoon), yaitu daerah dengan perbadaan antara musim kering dan basah yang jelas (Arief,1994). Hutan musim (monsoon forest) dengan ciri umum antara lain sebagai berikut : beriklim musim, tanah kering dan bermacam-macam jenis tanah, terdapat di pedalaman yang sdanjutnya dapat dibagi lagi menurut ketinggian.
Tipe ekosistem hutan musim terdapat pada daerah-daerah yang memiliku tipe iklim C dan D. Dengan rata-rata curah hujan 1.000-2.000 mm per tahun dengan rata-rata suhu bulanan sebesar 21˚-32˚ C.
Penyebaran lokasi ekosistem hutan musim meliputi wilayah di India, Myanmar, Indonesia, Afrika Timur, dan Australia Utara. Di Indonesia, tipe ekosistem hutan musim berada di Jawa terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di kepulauan Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.
Vegetasi yang berbeda dalam ekosistem didominasi oleh spesies-spesies pohon yang menggugurkan daun di musim kering, sehingga tipe ekosistem hutan musim disebut juga hutan gugur daun atau deciduous forest. Pada ekosistem hutan ini umumnya hanya memiliki satu lapisan tajuk atau satu strarum dengan tajuk-tajuk pohonyang tidak saling tumpang-tindih, sehingga masih banyak sinar matahari yang masih bisa masuk hutan sampai kelantai hutan, apalagi pada saat sedang gugur daun. Hal itu memungkinkan tumbuh daun berkembangnya berbagai spesies semakan dan herba yang menutupi lantai hutan secara rapat, sehingga menyulitkan bagi orang untuk masuk ke dalam hutan.
Pada musim kering mayoritas pepohonan di hutan musim menggugurkan semua daunnya, tetapi lamanya daun gugur bergantung kepada persediaan air dalam tanah, dan hal demikian itu dapat berbeda-beda antar tempat dalam hutan yang sama. Sebagai contoh untuk tempat-tempat yang ada di pinggir sungai yang selalu ada cukup air, menyebabkan daun-daun pohon gugur secara bergantian, bahkan di sini tidak setiap spesies pohon menggugurkan semua daunnya. Pada akhiranya musim kering, banyak dijumpai pohon yang mulai berbunga.
Transirasi melalui bunga sangat kecil, sehingga tidak mengganggu keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan. Kemudian setelah masuk musim hujan, pepohonan mampu memproduksi daun baru, buah dan biji, sepanjang air tanah cepat tersedia bagi tumbuhan. Bunga yang dihasilkan oleh pepohonan di hutan musim sering berukuran besar dan memiliki warna yang terang, dan berbeda jika dibandingkan dengan bunga yang dihasilkan oleh pepohonan di hutan hujan tropis ( pohon yang selalu hijau). Bunga pohon di hutan musim umumnya kelihatan pada bagian luar tajuk, sehingga sangat mudah dilihat oleh binatang atau serangga-serangga penyerbuk.
Spesies pepohonan yang ada pada ekosistem hutan musim antara lain Tectona grandis, Dalbergia latifolia, Acacia leucophloea, Schleicera oleosa, Eucalyptus alba, Santalum album, Albizzia chinensis dan Timonius cerysus.
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan musim dibedakan menjadi dua zona wilayah sebagai berikut:
a. Zona 1 (Zona Hutan Musim Bawah)
Hutan Musim yang terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0-1.000 m dpl.
b. Zona 2 (Zona Hutan Musim Tengah dan Atas)
Hutan Musim yang terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000-4.000 m dpl.
A. Zona hutan musim bawah
Spesies-spesies pohon yang merupakan ciri khas tipe ekosistem hutan musim bawah di daerah jawa antara lain: Tectona grandis, Acacia loucophloea, Actinnophoora fragrans, Albizzia chinensis, Alzadirachta indica, dan Caesalpinia digyna. Dan di hutan-hutan musim bawah lainnya juga mempunyai pohon ciri khas di hutan tersebut seperti di hutan musim Nusa Tenggara dan hutan musim Maluku.
B. Zona hutan musim tengah dan atas
Spesies pohon yang merupakan ciri khas ekosistem hutan musim tengah dan atas adalah sebagai berikut. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat pohon Casuarina junghuhniana sebagai spesies pohon dominan dan khas untuk tipe ekosistem hutan musim tengah dan atas. Hutan musim tengah dan atas di daerah Indonesia Timur mengandung spesies pohon khas untuk ekosistem tersebut, yaitu Eucalyptus spp. Adapun spesies pohon khas untuk hutan musim tengah dan atas si saerah Sumatra yaitu Pinus merkusii.
Terdapat pula Hutan Musim Tropis yang terdiri atas pepohonan yang menggugurkan daunnya pada musi kemarau. Hutan musim tropis banyak terdapat di Indonesia, Thailand, India, Kamboja, Laos, Vietnam, Australia sebelah utara dan Afrika tengah.
Karakteristik hutan musim tropis :
1. Tumbuhan membentuk formasi musiman.
2. Tumbuhan umumnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit (mampu beradaptasi dangan musim kemarau dan musim hujan).
3. Pada musim kemarau daunnya merandas (rontok) sebaliknya pada musim penghujan daunnya lebat.
4. Hutan musim biasa diberi nana sesuai dengan spesies tumbuhan yang dominan. Contoh : hutan jati, hutan pinus, hutan angsana.
III. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasai ini adalah sebagai berikut:
1. Ekosistem hutan musi merupakan ekosistem hutan campuran yang berada di daerah beriklim muson (monsoon), yaitu daerah dengan perbadaan antara musim kering dan basah yang jelas.
2. Penyebaran lokasi ekosistem hutan musim meliputi wilayah di India, Myanmar, Indonesia, Afrika Timur, dan Australia Utara. Di Indonesia, tipe ekosistem hutan musim berada di Jawa terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di kepulauan Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.
Makalah Ekosistem Hutan Musim (Makalah Ekologi Hutan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar