BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal
dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu,
telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan
lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi
tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai
bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem
ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme,
biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor
fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi
secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan
bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola
hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan
zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara
tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat
menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan
mengapa mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian
kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.
B. Rumusan Masalah
1. Terdiri dari jenis apa sajakah ekologi itu?
2. Apakah perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis ekologi
2. Untuk mengetahui perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan pengetahuan tentang ekologi
2. Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang
pentingnya menjaga semua jenis-jenis ekologi demi mencapai kehidupan
yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekologi Hutan
Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk
hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga
menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (Eviromental
biology).
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan
mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.
Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam
lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu
system ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari
masyarakat atau ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajaridari segi
autekologi dan synekologi. Autekologi mempelajari ekologi suatu jenis
pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau
tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya
mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan
sebagai masyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh
keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan
zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi dan riset perubahan
iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari ekologi)
kini berfokus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang
besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk
hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan
atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
- Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
- Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya
- Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
• Komponen hidup (biotik)
• Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut.
• Komponen hidup (biotik)
• Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut.
B. Ekologi Laut
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut penjelasan tentang ekologi laut.
Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut
sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan bagian air yang dingin di
bagian bawah disebut daerah thermocline.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton
serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian
atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya
rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.
Dikenal juga dengan terminologi:
- Integrated Coastal Zone Management (ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir)
- Integrated Coastal Zona Planning and Management (pengelolaan dan perencanaan terpadu wilayah pesisir, dalam artian pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian secara menyeluruh (Comprehensive assessment). Sorensen & Mc Creary dalam Dahuri 200)
- Integrated Coastal Management (pengelolaan wilayah pesisir)
- Integrated Coastal Resources Management (pengelolaan terpadu sumber daya wilayah pesisir)
- Coastal Zone Resources Management (pengelolaan sumber daya wilayah pesisir)
- Coastal Resources Management (pengelolaan sumber daya pesisir)
- Coastal Zone Management (pengelolaan wilayah pesisir)
Perlindungan dan bertelur
- Mangrove : feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground banyak spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang
- Lamun/seagrass : nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut
- Rumput laut/seaweed : pangan dan obat-obatan
Ekosistem terumbu karang
- Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2% saja yang kondisinya baik
- Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia
- Kerusakan terumbu karang banyak ditentukan oleh aktivitas di daratan
Manfaat terumbu karang
- Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground)
- Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
- Sebagai daya tarik wisata bahari
- Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut
- Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya
Ekosistem padang lamun
- Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut
- Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi
- Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang
Ekosistem mangrove
- Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut
- Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)
Fungsi ekologis:
- Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai
- Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi
- Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen
- Penghasil a yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove
- Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang dan hewan liar lainnya
C. Ekologi Tanaman
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara tanaman dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya
kehidupan dari lingkungannya, danmempengaruhi lingkungan begitu juga
sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.
Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan
perkembangan ekologi tanaman, pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi
atas dua bagian besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini
sangat tergantung kepada faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada satu
makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.
Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan
masalah- masalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak
mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat primitif setiap
individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan terhadap
alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar
organisma yang efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut.
Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini
berguna untuk mempertahankan hidupnya.
Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti rumah dan logos berarti
ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti ilmu tentang
makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain defenisi dari
ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Berdasarkan defenisi di atas maka yang
dimaksud dengan Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya.
Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan
biotik dan abiotik. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya
cahaya, hara mineral, dan sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau
ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya cekaman (stress) pada tanaman.
Berdasarkan makna ekologi di atas maka jelaslah bahwa ekologi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh
karenanya Ilmu Biologi sering disebut dengan biologi lingkungan.
Ekologi merupakan bagian kecil dari Biologi. Yang termasuk dalam ruang
lingkup biologi ialah organisma, populasi, komunitas, ekosistem, dan
biosfir. Jika kita perhatikan bahasanbahasan dalam mempelajari ekologi
ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu individu/grup tidak
terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat
dilihat ternyata ekologi merupakan ilmu yang cakupannya amat luas.
Pelajaran mengenai lingkungan hidup organisma sudah dipelajari
sebelum kata ekologi itu sendiri diperkenalkan oleh ahlinya. Nenek
moyang kita pada jaman dahulu telah berupaya untuk memelihara
lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos yang muncul seperti ”jangan
menebang pohon yang rindang karena ada penghuninya”. Ini adalah salah
satu upaya mereka untuk memelihara ketersediaan air. Mitos-mitos
mengenai pemeliharaan lingkungan ini relatif cukup banyak, karena
masing-masing suku yang ada di Indonesia memilikinya. Gambaran ini
memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang memiliki
kekekuatan penuh yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya.
Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban
manusia itu sendiri.
Tujuan utama mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang
optimal dari teknik budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar
terhindar dari kerusakan sebagai warisan untuk anak cucu kita
Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan
organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan
tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya
tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum. Dalam
agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam
rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap
dari budidaya tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan
akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada
kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya
pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor
pertanian.
D. Ekologi Serangga
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
distribusi dan kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga
hama pascapanen merupakan dasar penerapan pengendalian hama terpadu
(PHT). Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk pengendalian hama
pascapanen telah banyak dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada
pengetahuan ekologi serangga.
Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil
dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah.
Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya
terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan,
terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada
lingkungan penyimpanan dengan baik, karena:
· Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya
· Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan
· Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan
· Laju reproduksi yang tinggi
· Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan
· Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan
· Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)
Studi ekologi yang dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat
penyimpanan lebih berguna untuk mengembangkan program pengendalian.
Dengan demikian dapat diperoleh lebih banyak gambaran tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama pada
kondisi nyata.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN HAMA GUDANG
1. SUHU, KADAR AIR BIJI DAN SUMBER MAKANAN
2. Masa perkembangan
3. Ketahanan hidup/survival
4. Produksi telur
INTERAKSI ANTARINDIVIDU DAN ANTARSPESIES
1. Intraspesifik (antarindividu)
Interaksi antarindividu dalam satu spesies menentukan distribusi dan
kelimpahan serangga. Pada kepadatan populasi rendah, laju pertumbuhan
biasanya kecil karena kesulitan untuk menemukan pasangan seksual
misalnya. Ketika populasi bertambah, laju pertumbuhan meningkat secara
eksponensial karena kelimpahan sumber makanan dan kesesuaian
lingkungan. Sejalan dengan pertambahan populasi yang tinggi, terjadi
kompetisi/persaingan untuk makan dan perkawinan sehingga menimbulkan
efek negatif bagi populasi. Pada spesies tertentu bahkan terjadi
kanibalisme terhadap serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa).
Walaupun demikian, tekanan populasi seperti ini jarang terjadi karena
kecenderungan migrasi bila populasi meningkat. Kompetisi umumnya
terjadi pada populasi di penyimpanan yang kosong, sarana transportasi
maupun peralatan pengolahan di mana jumlah makanan relatif sedikit.
2. Interspesifik (antarspesies)
Interaksi antarspesies juga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu
spesies serangga. Berbagai pola interaksi ditemukan di penyimpanan,
yaitu:
· Suksesi, yaitu pergantian dominansi spesies pada
pernyimpanan kerena perubahan lingkungan dan sumber makanan. Pada saat
awal yang dominan adalah hama primer, kemudian digantikan hama
sekunder, selanjutnya mungkin serangga pemakan cendawan atau sisa-sisa.
· Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama
memiliki relung ekologis yang sama (bandingkan dengan suksesi dimana
masing-masing spesies memiliki peran berbeda.)
· Predasi, bisa oleh spesies predator (misal kepik Xylocoris sp.) atau spesies hama yang menjadi karnivor fakultatif pada kondisi ekstrim.
· Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera famili
Trichogrammatidae, Bethylidae, dan Pteromalidae menjadi parasitoid hama
gudang. Termasuk parasitisme adalah serangan mikroorganisme seperti
protozoa, bakteri dan cendawan entomophaga penyakit terhadap hama
pascapanen.
E. Ekologi Air Tawar
Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air
tawar sendiri penting karena ia adalah sumber air rumah tangga dan
industri yang murah, komponen air tawar merupakan merupakan daur
hidrologis, dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal /
pembuangan yang mudah dan murah
Beberapa faktor pembatas dalam Ekosistem air tawar diantaranya :
1. Kejernihan.
2. Temperatur.
3. Arus.
4. Oksigen.
5. Garam biogenik dalam air.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem
air mengalir adalah sungai.
1. Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa dan mangrove.
2. Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran air/sungai dan selokan.
F. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi
Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena
itu antara satu jenis ekologi dengan ekologi yang lain memiliki
perbedaan. Dalam makalah ini hanya dibahas 5 jenis ekologi saja yaitu
ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan
ekologi air tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara lain :
- Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan
- Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut.
- Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya.
- Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga.
- Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Ekologi terdiri dari beberapa jenis. Contohnya yaitu ekologi
hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air
tawar.
2. Setiap jenis ekologi memiliki cakupan yang berbeda-beda
B. Saran
1. Sebagai mahasiswa seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya sehingga mempunyai skill.
2. Di harapkan lebih menyempurnakan makalah ini.
3. Mahasiswa harus menjadi center learning student dalam perkuliahan sehingga mahasiswa yang lebih kreatif.
1 komentar:
wah mantep nih buat saya copas, lumayan buat tugas, ...
Posting Komentar