Makalah Tentang Inovasi Pendidikan
1.Pendahuluan
Tidak bisa diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan terlepas denganmengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segaladaya dan kemampuanya untuk selalu berinofasi menemukan sesuatu yang baru yang dapatmembantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuanyamaka ia akan tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu berkembang.Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karenatanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, social dan lain-lain.
2. Pengertian Inovasi Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilahinvention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinyahasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telahada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan iniIbrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatuide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorangatau sekelompok orang (masyarakat). Maka dapat ditarik kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yangdiamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalahManagerial, Teknologi, dan KurikulumInovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkankualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yangdihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalammelaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatuupaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaaninformasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.
3. Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesiaa. Top Down InovationInovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah)sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dansebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan caramengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik
untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.
b. bottom up Inovation
Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dandilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.Biasanya dilakukan oleh para guru.
c. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan.
Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratiskalau tidak dapat disebut liberal-ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai instrument kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri-dengan status baru yaitu Badan Hukum Milik Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000, sampai UU No. 32 tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, sistem dan pola pendidikan, pembiayaan pendidikan, juga kewenangan di sektor pendidikan yangdigariskan bagi pusat maupun daerah. Dalam konteks ini pula, pendidikan berusahadikembalikan untuk melahirkan insan-insan akademis dan intelektual yang diharapkandapat membangun bangsa secara demokratis, bukan menghancurkan bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana peran pendidikan (agama, moral dankenegaraan) yang didapat dibangku sekolah dengan tidak semestinya.Jika kita merujuk pada undang-undang Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentangotonomi pemerintahan daerah maka Desentralisasi pendidikan bisa diartikan sebagai pemberian kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah. Ada dua konsepdesentralisasi pendidikan.Pertama, desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi lebih kepadakebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah.Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
d. KTSP
KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakankurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah denganmengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar KompetensiLulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkatkemampuan sekolah masing-masing.Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yangmeliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuandan keterampilan.Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yangdituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensimata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjangdan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangankurikulum tingkat satuan pendidikan.
e. Quantum learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yangdapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu prosesyang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakanteknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun,Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dariupaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yangdisebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pastimempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif ataunegatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid didalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampildalam seni pengajaran sugestif bermunculan.Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksiyang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengasumsikan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2,mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalahmateri”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi,hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantumlearning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar
f. Contextual Teaching and Learning /CTL
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakankonsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengansituasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuanyang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluargadan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagisiswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja danmengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebihdipentingkan daripada hasilDalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukansesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukansendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual
g. cooperative learning
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran CooperativeLearning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yangtermasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitusaling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotongroyong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusiaadalah makhluk sosial.Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yangmenekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antarasesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orangatau lebih.Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkanfaham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlahsiswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajarankooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belummenguasai bahan pelajaran.
f. Active learning
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapatmencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
0 komentar:
Posting Komentar