Contoh Makalah Tentang Perkembangan Teori Sastra
Kata pengantar
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,kami ucapkan
puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami selaku penulis makalah ini,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang perkembangan teori sastra.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga
memperlancarkan penyusunan makalah ini.terimakasih atas bimbingan dari bapak Sahrial Hasibuan M.Pd selaku dosen yang
membawakan pembelajaran Teori dan Sejarah Sastra
Terlepas
dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang
perkembangan teori sastra salah satu landasan untuk memperbaiki
pendidikan di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi sekali pun..
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Latar Belakang
Teori sastra dan sejarah sastra dalam
kajian ini lebih mendekatkan pada pendekatan sejarah sastra yang tradisional,
prinsip dasar sejarah sastra beberapa faktor yang relevan untuk sejarah sastra,
penulisan sejarah sastra, dan sejarah sastra Indonesia.
Sastra, khususnya sastra Indonesia, sering diidentikan dengan seni
dalam tulis menulis oleh masyarakat awam.Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena
sebuah karya sastra yang dapat banyak aspek yang mendukung sebuah kesenian.
Berbicara tentang seni, tidak dapat dilepaskan dari estetika. Seni memang tidak
dapat dipisahkan dari sebuah keindahan walau sebuah seni itu belum tentu indah,
namun setiap karya itu sedikit hanya memiliki estetika dimata sebagian orang.
Keindahan ada dimana-mana. Disetiap pandangan alam terdapat keindahan. Bahkan setiap
benda sedikit banyak menyiratkan keindahan, walupun sedikit keindahan dapat
ditangkap oleh setiap indera manusia. Dengan indera itulah, manusia menikmati
setiap keindahan yang ada. Khususnya karya sastra, manusia dapat merasakan
keindahan dari tulisan-tulisan yang mencerminkan pemikiran dari sang penulis.
2. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah makalah ini adalah untuk
mengetahui penjelasan lebih lanjut tentang:
1.Perkembangan teori sastra
2.Macam-macam teori sastra
2.Macam-macam teori sastra
3. Tujuan
- Mahasiswa / Mahasiswi penulisan ini dapat memberikan masukan tentang teori sastra dan sejarah sastra
- Dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan proses belajar dan pembelajaran
SEJARAH
PERKEMBANGAN TEORI SASTRA
Teoti
sastra berasal dari kata theria(bahasa latin). Secara etimologis teori berarti
kontemplasi terhadap kosmos dan realitas. Pada tataran yang lebih luas,dalam
hubungannya dengan dunia keilmuan teori berarti perangkat
penertian,konsep,proposisi yang mempunyai korelasi,yang telah teruji
kebenarannya. Pada umumnya, teori dipertentangkan dengan praktik.setelah
setelah suatu ilmu pengetahuan berhasil untuk mengabstraksikan keseluruhan
konsepnya pada suatu rumusan ilmiah yang dapat diuji kebenarannya, yaitu teori
itu sendiri,maka teori tersebut mesti dioperasikan secara praktis, sehingga
cabang-cabang ilmu pengetahuan sejenis dapat dipahami secara lebih rinci dan
mendalam.
Teori
berfungsi untuk mengubah dan membangun pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan.
Menurut Fokkema dan Kumme-ibsch(1977:175), penelitian terhadap karya sastra
pada umumnya memanfaatkan pada teori-teori yang sudah ada.tradisa seperti ini
dianggap memiliki kelemahan sebagai akibat penyederhanaan,eklektisisme,dan
penyimpulan yang salah. Keuntungan yang diperoleh jelas bahwa peneliti
diberikan kemudahan,peneliti tinggal menguji kembali dan menyesuaikannya dengan
sifat-sifat objek.kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa kenyataan,sebagai
berikut:
1.
teori-teori yang sudah ada dengan sendirinya sudan teruji, yaitu melalui kritik
sepanjang sejarahnya
2. teori
dianggap sebagai unsure yang sangat penting, lebih dari semata-mata alat
3. belum
terciptanya sikap-sikap percaya diri atas hasil-hasil penemuan sendiri,
khususnya dalam bidang teori.
Secara genesis
dengan demikian dalam proses penelitian teori,
diperoleh
dua cara,yaitu:
1.
peneliti memanfaatkan teori terdahulu, ada umumnya disebut sebagai teori
formal, dengan pertimbangan bahwa teori tersebut secara formal sudah ada
sebelumnya.teori formal seolah-olah bersifat deduksi dan apriori
2.
peneliti memanfaatkan teori yang ditemukannya sendiri.teori yang diperoleh
melalui manfaat,hakikat dan abstraksi data yang diteliti,pada umumnya disebut
teori substansif sebab diperoleh melalui substansi data.
Kedua jenis
reori masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kekurangannya adalah
tidak adannya aktivitas untuk menemukan teori yang baru, sehingga tejadi
stagnasi dalam bidang teori.kelemahan teori formal ini terpenuhi oleh usaha
peneliti yang mencoba menemukan teori substansif.
Pemanfaatan
teori formal menurut Vredenbreght, memiliki kelebihan dalam kaitannya dengan
usaha peneliti sepanjang sejarahnya, untuk secara terus-menerus memperbaharui
sekaligus mengujinnya melalui data yang berbeda-beda sehingga, teori makin lama
makin sempurna. Teori ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra diadopsi
melalui pemikiran para sarjana barat. Tradisi seperti ini sering menimbulkan
perdebatan diantara para sarjana Indonesia antara yang tidak setuju dengan yang
setuju. Kelompk yang pertama menginginkan agar khasanah Indonesia dianalisis
dengan menggunakan teori sastra Indonesia, dengan konsekuensi agar sarjana
Indonesia dapat menemukan teori-teori sastra yang lahir melalui sastra
Indonesia sebagai teori indonesia asli , sebaliknya yang kedua tidak
mempermasalahkanperbedaan diantarannya, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. tradisi
ilmu pengetahuan berkembang dibarat,demikian pula tradisi sastra
2. karya
sastra sekaligus bersifat local dan universal
3.
globalisasi, termasuk paradigma postmodernisme menghapuskan perbedaan antara
barat dengan timur.
Sebuah
teori disebut baik apabila memilii sifat-sifat sebagai berikut:
1. mudah
disesuaikan dengan cirri-ciri karya yang akan dianalisis
2. mudah
disesuaikan dengan metode dan teori yang menyertainnya
3. dapat
dimanfaatkan untuk menganalisis, baik ilmu sejenis maupun berbeda
4.
memiliki formula-formula yang sederhana tetapi mengimplikasikan jaringan
analisis yang kompleks
5.
memiliki prediksi yang dapat menjangkau objek jauh kemasa depan
teori dan
metode memiliki fungsi untuk membantu menjelaskan dua hubungan gejala atau
lebih, sekaligus meramalan modol hubungan yang terjadi.
Teori dan
metode disamping mempermudah memahami gejala yang akan diteliti yang lebih
penting adalah kemampuannya untuk memotivasi,mengevokasi,sekaligua memodifikasi
pikiran peneliti.artinya dengan memanfaatkan teori dan metode tertentu maka
dalam pikiran pneliti akan timbul kemampuan untuk memahami gejala sebelumnya
yang sama sekali belum tampak. Sebagai alat, teori berfungsi untuk mengarahkan
suatu penelitian, sedangkan analisia secara langsung dilakukan melalui
instrument yang lebih konkret yaitu melalui metode dan teknik.
Berbeda
dengan objek, aspek kebaruan dalam teori dan metode merupakan syarat pokok.teori
yang lama dengan sendirinya harus ditinggalkan, digantikan dengan teori dan
metode yang baru.demikian seterusnya sehingga teori yang terakhirlah yang
dianggap paling relevan. Intensitas terhadap kebaruan disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. teori
dan metode adalah alat dan cara penelitian
2. teori
dan metode adalah hasil penemuan
3. teori
dan metode adalah ilmu pengetahuan
karya
sastra sebagai objek penelitian, metode dan teori sebagai cara untuk meneliti,
berkembang bersama-sama dalam kondisi yang saling melengkapi. Dalam khasanah
sastra Indonesia aktivitas penelitian dengan memanfaatkan teori dan metode
intuisif ekspresif sudah dimulai sejak periode pujangga baru.pesatnya
erkembangan teori sastra selama satu abad sejak awal abad ke-20 hingga awal
abad ke-21 dipicu oleh beberapa indikator, sebagai berikut:
1. medium
utama sastra adalah bahasa, sedangkan dalam bahasa itu sendiri sudah terkandung
problematika yang sangat luas
2. satra
memasukkan berbagai dimensi kebudayaan, sedangkan dalam budaya itu sendiri juga
sudah terkandung permasalahan yang sangat beragam
3.
teori-teori utama dalam sastra sudah berkembang sejak zaman plato dan
aristoteles, yang dengan sendirinya telah dimatangkan dengan berbagai disiplin,
khususnya filsafat
4.
kesulitan dalam memahami gejala sastra memicu para ilmuan untuk mnemukan
berbagai cara sebagai teori yang baru
5. ragam
sastra sangat banyak dan berkembang secara dinamis, kondisi-kondisi sastra yang
juga memerlukan cara pemahaman yang berbeda-beda
Macam-Macam Teori Sastra dan Pengertiannya
Membicarakan
mengenai sastra, pastinya akan membicarakan teori sastra yang menunjang di
dalamnya. Sebagai tonggak utamanya berdiri sebuah karya sastra, jelas kehadiran
teori sastra menjadi bagian terpenting di dalamnya.
Dalam
karya sastra yang menggunakan bahasa
Inggris, baik
sastra Inggris maupun Amerika masing-masing menganut teori yang sama dalam
menjabarkan karya. Berikut akan dibahas tiga teori sastra yang sering digunakan
dalam belajar
bahasa Inggris
melalui karya sastra.
Teori Psikoanalisis
Teori ini
menganggap bahwa karya sastra selalu membahas peristiwa kehidupan manusia.
Manusia yang memiliki perilaku yang beragam dipengaruhi oleh kondisi psikologis
seseorang yang akan mempengaruhi kehidupannya. Secara langsung karya sastra
adalah produk dari jiwa dan pemikiran pengarang yang berada dalam kondisi
setengah sadar. Para pakar psikologis yang terkenal dalam pendekatan teori ini
adalah Jung, Adler, Freud, dan Brill memberikan banyak kontribusinya terhadap
teori ini..
Teori ini
biasanya terbagi dalam tiga aspek yaitu Id, Ego dan Superego. Id adalah naluri
makhluk hidup dalam rangka mempertahankan eksistensinya di muka bumi. Ego
adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab dalam menangani sebuah
realitas (memuaskan keinginan Id dengan cara yang realitas). Superego adalah
pengendali Id dan Ego yang berasal bukan dari diri sendiri melainkan penyerapan
standar aturan dan pranata dari pendidikan orang tua dan lingkungan sekitar.
Teori Struktural
Teori ini
tidak memperlakukan karya sastra sebagai objek kajiannya karena yang menjadi
kajiannya adalah sistem sastra itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari hubungan
berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan satu
sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Teori ini dapat dideskripsikan terpisah
dari pengarang ataupun realitas sosial.
Teori Feminisme
Teori ini
adalah cerminan realitas sosial patriarki. Berawal dari gejolak para perempuan
yang tertindas oleh sistem sosial patriarki, teori feminisme ini tidak berdiri
di dalam satu aliran. Feminisme terdiri atas beberapa aliran seperti aliran
liberalis, marxis, sosialis, eksistensialis, psikoanalitik, radikal,
postmodern, dll. Tokoh-tokoh terkemuka dalam teori ini adalah Helena Cixous,
Virginia Wolf, dan Kate Millet.
Dengan
adanya teori ini, semakin banyak bermunculan sastrawati bahkan para wanita yang
telah membuat karya sastra dengan menggunakan nama laki-laki mulai berani
menunjukan siapa jati diri sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Teeuw Andries, Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta: Pustaka Jaya, 1988
0 komentar:
Posting Komentar