BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan di
bidang teknologi memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menjalankan rutinitas.
Namun disisi lain, kemajuan teknologi juga berdampak buruk bagi perkembangan
anak. Hal ini tak lain karena terlupakannya nilai-nilai leluhur.
Contoh nyata
adalah terlupakannya permainan tradisional. Tak sedikit generasi muda yang
melupakan permainan tradisional semisal gobak sodor atau yg akrab disebut
dengan sebutan “gale-galean” di daerah Gianyar khususnya di desa Keramas.
Berangkat dari alasan ini, sejumlah LSM yang konsis terhadap masalah anak
menggelarsatu acara untuk lebih mendekatkan permainan tradisional dengan
anak-anak.
Mengharapkan
mereka mau kembali mengenal permainan tradisional tersebut memang sulit,karena
disamping teknologi yang tinggi dan tidak sederhana, permainan ini terkesan
kuno. Namun sebenarnya banyak nilai-nilai yang dapat dipelajari dari setiap
permainan tradisional itu. Kemampuan motorik, pengembangan otak kanan, juga
mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak, baik dalam bekerjasama maupun
dalam memecahkan persoalan, melalui permainan tersebut. Khususnya dikota-kota
besar, kini anak-anak banyak terkungkung dalam permainan yang berbeda.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas kami mengajukan beberapa rumusan masalah, antara lain.
1. Apa
saja faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya permainan anak tradisional?
2. Apa
saja jenis- jenis permainan tradisional?
3. Bagaimanakah
cara memainkan permainan tradisional tersebut?
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah
Tujuan kami membuat
makalah ini adalah untuk sebagai berikut.
1. Menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Bapak Rana Gustiana Nugraha,S.pd.
2. Memperkenalkan
kepada teman-teman sesama mahasiswa tentang permainan tradisional.
3. Ikut
melestarikan permainan tradisional.
D.
Manfaat
Pembuatan Makalah
Manfaat yang
kami harapkan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Agar
teman-teman sesama pelajar mengetahui tentang permainan tradisional.
2. Agar
permainan tradional tetap lestari.
4. Agar
kami dapat menyelesaikan tugas dari Bapak Rana Gustiana Nugraha,S.pd.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-Faktor
yang Menyebabkan Hilangnya Permainan Tradisional
Di era
globalisasi ini, banyak bermunculan permainan alat-alat elektronik yang
menggunakan teknologi yang sangat canggih, sehingga membuat para generasi muda
tertarik untuk memainkannya danlupa akan permainan tradisional yang ada di
daerah tempat tinggal mereka.
Ada beberapa
faktor penyebab hilangnya permainan anak tradisional. Beberapa faktor tersebut
adalah sebagai berikut.
a) Sarana
dan tempat bermain tidak ada,
b) Adanya
penyempitan waktu, terlebih lagi semakin kompleknya tuntutan zaman terhadap
anak yang semakin membebani,
c) Permainan
tradisional terdesak oleh permainan modern dari luar negeri dimana tidak
memakan tempat, tak terkendala waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun
malam bisa dilakukan, serta tidak perlu menunggu oranglain untuk bermain,
d) Terputusnya
pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana mereka tidak
sempat mencatat, mendata, dan mensosialisasikan sebagai produk budaya
masyarakatnya kepada generasi di bawahnya. Budaya instan yang sudah merasuk
pada setiap anggota masyarakat sekarang juga memberikan sumbangan hilangnya
permainan tradisional. Kita selalu terlena oleh budaya cepat saji, yang penting
sudah tersedia dan siap “dimakan “ tanpa harus melalui proses.
B.
Jenis
- Jenis Permainan Tradisional
Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang memiliki keaneka ragaman budaya dan tradisi.
Begitu pula dengan keaneka ragaman permainan-permainan tradisional yang telah ada
sejak jaman nenek moyang.
Di setiap daerah
memilikipermainan tradisional yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan
wilayah lainnya yang disebabkan oleh perbedaan kultur dan kondisi wilayah serta
lingkungan di masing-masing daerah. Walaupun terdapat jenis permainan yang sama
antara satuwilayah dengan wilayah yang lain, pastinya nama permainan itu
berbeda.
Di bawah ini
akan dipaparkan beberapa permainan tradisional yang kami ketahui beserta tata
cara memainkannya.
1.
Galasin,
atau gobak sodor
a.
Mengenal
galasin, atau gobak sodor
Terdapat berbagai macam permainan
tradisional yang berkembang di Indonesia. Salah satu permainan tradisional yang
cukup popular dikalangan anak-anak adalah permainan galasin atau yang akrab
disebut permainan gobak sodor.
Galasin, atau gobak sodor adalah sejenis
permainan daerah dari Indonesia. Istilah permainan Gobag sodor dikenal di
daerah jawa tengah , sedangkan di daerah lain seperti galah lebih dikenal di
Kepulauan Natuna, sementara di beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal
dengan nama galah panjang. Di daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini
disebut main cak bur atau main belon. Sedang di daerah jawa barat di kenal
dengan nama Galah Asin atau Galasin. Kemudian di makassar nama nya main asing. Adapun
permainan daerah dari Bali yaitu gale-galean. Terdapat nama-nama yang berbeda
dari satu daerah ke daerah lainnya. Akan tetapi permainan tersebut berbentuk
sama.
b.
Cara
memainkan permainan Gale-galean (gobak sodor)
Permainan ini adalah sebuah permainan
grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5
orang. Inti permainannya adalahmenghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati
garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan
seluruhanggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam
area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di
lapangan dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan
lapangan segiempat yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian
biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk
menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garisbatas
horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas
untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk
menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang
sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan
tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang
ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di
tengah lapangan.
Permainan ini sangat mengasyikkan
sekaligus sangat sulit karena setiap
orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk
meraih kemenangan.
Berikut ini peraturan-peraturan yang
berlaku dalam permainan gale-galean (Gobak Sodor) adalah sebagai berikut.
a) Pemain
terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3 – 5 orang.
b) Jika
1 kelompok terdiri dsari 4 orang maka lapangan dibagi menjadi 4 kotak persegi
panjang, yang berukuran 5m x 3m.
c) Tim
penjaga bertugas menjaga agar tim lawan tidak bisa menuju garis finish
d) Tim
lawan berusaha menuju garis finish dengan sayarat tidak tersentuh tim penjaga.
e) Tim
lawan dikatakan menang apabila berhasil balik menuju garis start dengan selamat
(tidak tersentuh tim lawan).
f) Salah
satu tim bisa dikatakan menang apabila bisa kembali ke garis start dengan
selamat untuktim lawan dan untuk tim penjaga di katakan menang apa bila bisa
menyentuh salah satu anggota tim lawan.
Nilai Spiritual dalam permainan gobak sodor,
selain kebersamaan, kita juga bisa belajar kerja sama yang kompak antara satu
penjaga dan penjaga lain agar lawan tidak lepas kendali untuk keluar dari
kungkungan kita. Di pihak lain bagi penerobos yang piawai, disana masih banyak
pintu-pintu yang terbuka apabila satu celah dirasa telah tertutup. Jangan putus
asa apabila dirasa ada pintu satu yang dijaga, karena masih ada pintu lain yang
siap menerima kedatangan kita, yang penting kita mau mau berusaha dan bertindak
segera.
2.
Petak
umpet
a.
Mengenal
petak umpet
Petak umpet atau dalam bahasa Inggris
Hide and Seek adalah salahsatu permainan tradisional anak-anak yang sudah
sangat terkenal. Selain di Indonesia permainan ini juga sangat digemari oleh
anak-anak diluar negeri. Petak Umpet adalah permainan rakyat tradisional umum
di Seluruh pelosok Indonesia dari Sabang sampai merauke sejak dulu kala. Siapa
saja boleh ikut, tetapi biasanya peserta permainan antara lima sampai sepuluh
orang, karena bersifat mencari kawan yang bersembunyi, maka tidak terlalu
banyak yang menjadi bagian dari permainan ini.
Permainan ini sangat populer dibanding
permainan tradisional yang lain karena permainan ini sangat mengasikan dan juga
banyak manfaatnya.
b.
Cara
bermain Petak Umpet :
Pertama kita harus menentukan seseorang
yang kalah dan bertugas untuk mencari pemain lain yang mengumpet, biasanya
pemilihan yang kalah dilakukan dengan “Hompimpa” . Setelah dipilih seseorang
yang jaga, maka kita menentukan tempat yang digunakan sebagai
"benteng" . Benteng ini bisa berupa tembok atau pohon. (tempat jaga
ini memiliki sebutan yang berbeda di setiapdaerah, contohnya di beberapadaerah
di Jakarta ada yang menyebutnya INGLO , di daerah lain menyebutnya BON dan ada
juga yang menamai tempat itu HONG ). Setelah itu, yang kalah harus menghitung
sampe angka yang ditentukan sambil menutup matanya menghadap benteng. Saat yang
kalah menghitung, pemain lain harus cepat-cepat bersembunyi ditempat yang aman
dan tidak mudah dilihat.
Setelah hitungan selesai, yang kalah
harus menceri semua pemain lain yang bersembunyi sampai ketemu. Bila telah
menemukan seseorang yang bersembunyi, yang kalah harus cepat-cepat berlari dan
menepuk “benteng” sambil menyebut nama pemain yang telah ketauan tersebut dan
jangan sampai pemain yang bersembunyi menepuk “benteng” itu lebih dulu.Menyebut
nama ini sangat penting karena jika lupa menyebut nama pemain saat menepuk
“benteng” maka pemain yang kalah harus mengulang menghitung dan membiarkan
pemain lain bersembunyi lagi.
Setelah semuanya sudah ditemukan, maka
yang kalah kembali menutup mata menghadap “benteng” dan pemain lain berdiri
berbaris dibelakang pemain yang menutup mata. Sangpencari atau yang kalah
bertugas untuk menyebut salah satu nomor secara acak. Pemain yang berada
diurutan nomor tersebut adalah pemain yang harus menjadi pencari. Namun jika
pemain yang berada diurutan nomer itu merupakan pemain yang lebih dulu menepuk
benteng saat ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam
posisi kalah dan permainan pun dilanjutkan kembali.
Ada satu istilah lagi dalam permainan
ini, yaitu 'kebakaran'yang dimaksud di sini adalah bilateman kucing yang
bersembunyiketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang
telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
Nah, manfaat yang kita dapat dari
permainan peta umpet ini adalah sebagai berikut :
a)
Pintar berhitung karena
permainan ini mengharuskan yangkalah untuk menghitung.
b)
Olah raga dan
menghilangkan kemungkinan obesitas bagi anak. Saat pencari menemukan tempat
persembunyian pemain lain, maka pencari dan pemain itu harus berlomba untuk
sampai ke benteng. Untuk mencapai benteng, kedua pemain ini akan berlari dan
berlari inilah yang membuat anak berolah raga.
c)
Mengasah ketelitian dan
kepekaan. Manfaat ini sangat dirasakan oleh pencari maupun yang bersembunyi.
·
Untuk pencari = ia bisa
mengasah ketelitiannya dan kepekaannya dalam mengamati gerak gerik pemain lain
dan juga tempat-tempat yang di jadikan tempat persembunyian. Yang dilakukan
pencari seperti halnya berburu.
·
Untuk yang bersembunyi
= ia akan lebih meneliti apakah tempat
sembunyinya itu bagus dan aman. Selain itu, dia juga harus belajar membaca
situsi di sekitar benteng dan mengamati gerak gerik pemain. Disamping itu,ia
harus belajar untuk lihai dalam bersembunyi.
d)
Melatih kesabaran.
Mungkin manfaat ini sangat dirasakan olehpencari karena ia harus sabar untuk
menemukan semua pemain. Selain itu, jika sang pencari haruskembali kalah maka
dia harus membutuhkan kesabaran untuk mengulang menghitung, dan mencari pemain
lain.
e)
Melatih ingatan.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa jika telahmenemukan pemain yang
bersembunyi, pencari tidak boleh lupa untuk menyebut nama pemain itu sebelum
menepuk benteng agar tidak kembali menjadi pemain yang kalah. Oleh karena itu,
sang pencari harus bisa mengingat nama dan mengingat untuk menyebutkan nama
agar tidak kalah lagi.
Sangat disayangkan permainan-permainan
tradisional anak seperti petak umpet ini sudah sangat jarang dimainkan dan
sudah mulai tergerus dengan permainan-permainan modern yang membuat anak malas.
Sudah seharusnya permainan tradisional ini ditingkatkan dan dilestarikan karena
permainan tradisional sangat banyak manfaat dan juga sangat mengasikan untuk
dimainkan bersama teman-teman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perubahan
jaman membuat kita berubah dari waktu ke waktu. Dalam menghadapi perubahan
tersebut, kita harus bisa mendasari hidup kita dengan hal-hal yang bersifat
positif. Dengan cara melestarikan kebudayaan-kebudayaan tradisional akan lebih
memupuk warga yang berkepribadian menghadapi perubahan jaman. Dan waktu itu
sangat baik apabila dilakukan semenjak kecil. Dari pelestarian-pelestarian
permainan tradisional.
B.
Saran
Dari
kami khususnya penyusun makalah ini berpesan kepada setiap warga Negara
Indonesia termasuk para mahasiswa Universitas Majalengka untuk bisa
melestarikan permainan tradisional daerah masing-masing. Dari permainan
tradisional banyak nilai-nilai budaya yang tak terkira nilainya dibandingkan
dengan permainan modern saat ini. Dengan melestarikannya Negara kita ini akan
di akui. Akan tetapi permainan tradisional juga kita tidak boleh ketinggalan.
Sebab tidak baik pula jika kita hanya mengenal daerah sendiri saja tanpa
mengenal daerah luar serta perubahan-perubahannya. Dasari setiap perbuatan
dengan niat yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
gambar
:
http://www.jelajahbudaya.com/kabar-budaya/petak-umpet-dari-permainan-berpindah-ke-sastra-majas-seri-permainan-tradisional-ke-1.html
http://cdn-u.kaskus.us/35/jsknqelt.jpg
http://cdn-u.kaskus.us/35/pgrwemuc.jpg
» Read More...