Contoh Makalah Tentang Motivasi

Contoh Makalah Tentang Motivasi

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
            Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
            Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
            Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
            Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
1.2  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
            Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a.       Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
·         Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
·         Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
·         Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
·         Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
·         Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b.      Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
·         Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
·         Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
·         Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
·         Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
            Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
            Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
1.3  Sejarah Teori Motivasi
            Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor.  Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.
            Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow.Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
            Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan.  Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
            Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
1.4  Definisi Motivasi
            Suatu variable perantara yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (J.P. Chaplin).
            Motivasi berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada di  dalam diri manusia Motivasi tidak dapat terlihat dari luar.
            Motivasi dapat menggerakkan manusia untuk menampilkan suatu tingkah laku kearah pencapaian suatu tujuan. Tingkah laku dapat dilandasi oleh berbagai macam motivasi Sulit mempelajari Motivasi
·         Motivasi tidak dapat dilihat bahkan adakalanya tidak dapat disadari.
·         Motivasi yang sama dapat tampil dalam bentuk tingkah laku yang berbeda.
·         Motivasi yang berbeda bisa saja tampil dalam bentuk tingkah laku yang sama.
Sebuah tingkah laku bisa dilandasi oleh beberapa motivasi sekaligus.
3 katagori MOTIF (1)
·         Motif Primer :
Ø  Dibawa sejak lahir & bukan hasil proses belajar
Ø  Faali/psikologis
Ø  Kebutuhan untuk makan & minum
·         Motif Umum :
Ø  Dibawa sejak lahir & bukan hasil proses belajar
Ø  Tidak berhubungan dengan proses faali tubuh manusia
Ø  Kebutuhan kasih sayang, rasa ingin tahu & diperhatikan.
·         Motif Sekunder :
Ø  Tumbuh sebagai hasil proses belajar
Ø  Tidak berhubungan dengan proses faali
Ø  Kebutuhan berprestasi & berkuasa






BAB II
PEMBAHASAN
TENTANG MOTIVASI BERPRESTASI


2.1  Devinisi Motivasi
            Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
            Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Menurut Walgito (2002):
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan, Memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991). Sedangkan menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Gunarsa (2003):
Terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam Mahmud, 1990).
            Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
            Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992) sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu :
1.      Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2.      Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3.      Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984):
            Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan.

Menurut Chung dan Meggison adalah:
            Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi
pekerjaan)
Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah:
            Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan.
2.2  Teori-teori motivasi
Teori Insentif : Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
Teori Hirarki Kebutuhan : Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
Pengertian Prestasi
Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.
            Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
Pengertian Motivasi Berprestasi
            Motivasi berprestasi merupakan konsep yang dikembangkan pertama kali oleh Alexander Murray dengan istilah need for achievement (Petri, 1981). Selanjutnya McClelland dan Atkinson melanjutkannya dengan penelitian tentang hal tersebut dalam bentuk konsep teoritik tentang motivasi berprestasi (Buck, 1988).
            Motivasi berprestasi menurut McClelland dan Atkinson (Buck, 1988) adalah upaya untuk mencapai sukses dengan berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Standar keunggulan yang dimaksud adalah berupa prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih sebelumnya. Heckhausen (1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha keras idiividu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas (berkaitan dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan dengan diri sendiri) dan perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang lain).
            Martaniah (1979) memberi pengertian tentang motivasi berprestasi sebagai motif yang mendorong indivivu untuk berpacu dengan ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat menggunakan dirinya sendiri, orang lain dan dapat pula kesempurnaan tugas.
            Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai suatu nilai kesuksesan. Di mana nilai kesuksesan tersebut mengacu pada perbedaannya dengan suatu keberhasilan atas penyelesaian masalah yang pernah diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan individu lain yang dianggap mengandung suatu nilai kehormatan.
Komponen Motivasi Berprestasi
            Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam ind ividu untuk dapat mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi rintangan. Weiner (1972) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas empat komponen.
            Pertama . Menyukai aktivitas yang prestatif dan mengaitkan keberhasilan dengan kemampuan dan usaha keras. Individu akan meras puas dan bangga atas keberhasilannya sehingga akan berusaha keras untuk meiningkatkan segala kemungkinan untk berprestasi. Ketika mengerjakan tugas ia lebih didorong oleh harapan untuk sukses daripada untuk menghindari gagal (Heckhausen, 1967).
            Kedua. Beranggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan merasa marah pada diri sendiri dan merasa menyesal apabila prestasi yang dicapai tidak sebaik apa yang diharapkan, karena ia seharusnya dapat mencapai prestasi yang tinggi kalau ia berusaha lebih keras lagi (Madina, 1998).
            Ketiga. Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding individu lain yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan ketangguhan individu dalam menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengn sukses, untuk dapat mencapai prestasi terbaik yang dapat diraihnya dan mengungguli orang lain (Heckhausen, 1967).
            Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar. Hal ini dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya kesuksesan sebagai nilai prestasi, sehingga tugas yang terlalu mudah tidak bernilai tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan sedikit memberikan kemungkinan untuk berhasil.
2.3  Pengertian Motivasi
            Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau daya penggerak.Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepadaseseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.Menurut Dadi Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang positif maupun yang negatif.
            Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, apa saja yang diperbuat manusia, yang pentingmaupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selaluada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu.Bertentangan dengan Purwanto, Nasution membedakan antara motif dan motivasi. Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkanmotivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mauatau ingin melakukannya. Berdasarkan deskripsi di atas, motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yangterjadi jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukansesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidakselalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak.Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi dan dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Baik yang bersumber dari dalam (internal), maupun dari luar (eksternal). Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.
            Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, apa saja yang diperbuat manusia, yang pentingmaupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selaluada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu.Bertentangan dengan Purwanto, Nasution membedakan antara motif dan motivasi. Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkanmotivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mauatau ingin melakukannya.Berdasarkan deskripsi di atas, motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yangterjadi jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai.Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukansesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidakselalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak.Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi dan dirangsang oleh keinginan, kebutuhan,tujuan dan kepuasannya. Baik yang bersumber dari dalam (internal), maupun dari luar (eksternal). Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.
2.4  Model Umum Motivasi
            Model umum motivasi mempunyai empat macam komponen, yaitu :
1.      Pembangkit tekanan (tension arousal)
2.      Tindakan (action)
3.      Sebuah perangsang (an incentive)
4.      Pengurangan tekanan (tension reduction)

            Keterangan : Seorang individu merasakan adanya tegangan yang timbul karena ada kebutuhan yangbelum terpenuhi. Kemudian ia melakukan tindakan tertentu yang bertujuan untukmemenuhi kebutuhan tersebut. Tindakannya itu diarahkan kepada suatu sasaran atauperangsang yang dianggapnya mampu memenuhi kebutuhanya tersebut. Dan bila iamendapatkan perangsang (insentif) itu maka akan terjadi pengurangan tegangan atautekanan dalam dirinya.Dari model diatas, motivasi dapat dianggap sebagai suatu proses homeostatik. Motivasimerupakan suatu mekanisme kontrol seperti proses yang berlangsung dalam tubuhmanusia yang mempertahankan keadaan yang seimbang dalam tubuh tersebut.Saat kadar glukosa dalam darah berkurang, hati akan dirangsang oleh insulin untukmengubah glikogen menjadi glukosa agar dapat digunakan sebagai tenaga untuk kontraksiotot.Dengan proses yang sama, apabila seseorang yang mula-mula semua kebutuhannyaterpenuhi dipindahkan pada keadaan di mana ada kebutuhan yang belum terpenuhi, ia akan melakukan tindakan untuk mengembalikan dirinya hingga situasi yang sebelumnya atau pada tingkat keseimbangan yang lebih diinginkan di mana terdapat imbangan yangmemuaskan antara yang diperlukan dan yang dimilikinya.
2.5  Teori Motivasi
Ada lima teori motivasi kontemporer, yaitu :
1.      Teori kebutuhan (Need Theory ), terdiri dari :
a.       Teori Hierarki KebutuhanTeori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan,yaitu :1)Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus,istirahat dan sex2)Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akantetapi juga mental, psikologikal dan intelektual3)Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)4)Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermindalam berbagai simbol-simbol status) Aktualisasi diri (self actualization), setiap orang memiliki potensi-potensitertentu dan biasanya potensi tersebut cenderung ditransformasikan hinggatercapai prestasi melalui perilaku yang tepat. Menurut Maslow, ” What a man canbe, he must be. ”Secara analogi, istilah “hierarki” berarti anak tangga. Saat kita menaiki suatutangga, kita akan mulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga danseterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua (dalamhal ini rasa aman) sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, danpapan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasannya sebelumseseorang merasa aman, demikian pula seterusnya. Namun pemuasan kebutuhan dengan urutan yang telah dikemukakan bukanlahsuatu kejadian tunggal yang unik. Justru ia bersifat siklis.  Seseorang yangkebutuhan pangannya telah terpenuhi, akan berusaha memenuhi kebutuhannyaakan rasa aman. Tetapi pada akhirnya, ia akan merasa lapar lagi yangmengingatkannya pada kebutuhan pangan.Selain itu ada juga orang yang makan karena lapar, tetapi ia sekaligus dapatmemenuhi kebutuhannya akan kasih sayang atau sosial dengan makan bersamasekelompok orang.Dalam hal ini, walaupun secara teori berbagai kebutuhan telah didiferensiasikan, perilaku nyata menunjukkan adanya lebih dari satu macam kebutuhan.
b.      Teori ERGTeori ERG dikembangkan oleh Clayton Alderfer. ERG merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu :E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness ( kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth ( kebutuhan akan pertumbuhan ). Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakanpemuasannya secara serentak. Pada teori ERG : Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginanuntuk memuaskannya. Apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan maka keinginan untukmemenuhi kebutuhan yang lebih tinggi semakin kuat.
            Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia.Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diripada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkanperhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
c.       Teori Tiga KebutuhanTeori yang dikembangkan oleh Atkinson dan David McClelland ini meliputi :1)Achievement Motive (nAch) : Motif untuk berprestasi2)Affiliation Motive (nAff): Motif untuk bersahabat.3)Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasad.Teori Dua Faktor Teori yang dikembangkan Frederich Herzberg sebagai Model Dua Faktor darimotivasi terdiri dari :1)Faktor MotivasionalFaktor motivasional merupakan hal-hal yang mendorong untuk berprestasi dandorongan tersebut bersifat intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang.Yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaanseseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalamkarier dan pengakuan orang lain. 2) Faktor Hygiene (pemeliharaan)Faktor hygiene merupakan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik, artinyabersumber dari luar diri seseorang yang turut menentukan perilaku dalamkehidupan oragn tersebut.Faktor-faktor hygiene mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang denganrekan-rekan sekerjanya, gaji atau upah yang layak, kebijakan organisasi, sistemadministrasi dalam organisasi dan kondisi pekerjaan.
2.      Teori penetapan tujuan (Goal Setting Theory )Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macammekanisme motivasional yakni :a.Tujuan-tujuan mengarahkan perhatianb.Tujuan-tujuan mengatur upayac.Tujuan-tujuan meningkatkan persistensid. Tujuan-tujunmenunjang strategi-strategi dan rencana-rencanakegiatan.
3.      Teori Penguatan (Reinforcement Theory )
             Pemikiran B.F. Skinner mengenai teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”, dimanamanusia cenderung untuk mengulangi tindakan yang mempunyai konsekuensi yangmenguntungkan dirinya dan mengelak dari tindakan yang mengakibatkan konsekuensiyang merugikan.Sebagai contoh, ada seekor burung dara yang lapar. jika ia mematuk-matuk lingkungansekitarnya, ia akan mendapatkan imbalan, dalam arti bahwa burung dara tersebutmendapatkan makanannya. Akhirnya setiap kali ia lapar, ia akan selalu mematuklingkungan sekitarnya.Sebaliknya jika burung dara tersebut hanya berdiam diri menunggu makanan datang,besar kemungkinan tidak akan ada makanan yang datang padanya (tidak ada imbalan)dan lama-lama tubuhnya semakin lemah. Hal tersebut tentu merugikan dirinya sendiri.Hingga akhirnya ia akan berusaha mematuk lingkungan sekitarnya agar mendapatkanmakanan. Tindakan tersebut dianggap “diperkuat” (Reinforced ) dan burung daratersebut belajar untuk membedakan antara perilaku yang mendapat imbalan danperilaku yang tidak mendapat imbalan (merugikan).
4.      Teori Keadilan (Equity Theory)Teori hasil pemikiran S. Adams ini berpandangan bahwa manusia terdorong untukmenghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasidengan imbalan yang diterima. Sebagai ilustrasi, apabila seorang pegawai mempunyaipersepsi bahwa gaji yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu : Seorang akan berusaha memperoleh gaji/imbalan yang lebih besar, atau Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yangmenjadi tanggung jawabnya. Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakanempat hal sebagai pembanding, yaitu : Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterimaberdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaandan pengalamannya, Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifatpekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri, Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yangsama serta melakukan kegiatan sejenis. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenisimbalan yang merupakan hak para pegawaiApabila sampai terjadi perspektif ketidakadilan maka akan timbul berbagai dampaknegatif, seperti ketidakpuasan, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas,seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.
5.      Teori Pengharapan (Expectancy Theory )Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” menyatakan teoriharapan yang berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untukmemperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untukmemperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yangdiinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
             Selain lima teori kontemporer diatas, masih banyak lagi teori-teori motivasi. Diantaranya yaitu :
1.      Teori-teoriBehavioral :
a.       Clark Hull, mengemukakan
Drive Reduction Theory pada tahun 1943, yangmenyatakan bahwa yang terpenting dan menempati posisi sentral dalam seluruhkegiatan manusia adalah kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis.Suatu kebutuhan biologis pada makhluk hidup menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan aktivitas memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkankemungkinan bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa reduksikebutuhan (need reduction response).
b.      Pada periode 1935 - 1960, Kurt Lewin mengajukan
Field Theory yang dipengaruhi oleh prinsip dasar psikologi Gestalt. Lewin menyatakan bahwa perilaku ditentukan baik oleh manusia maupun oleh lingkungan. Menurut Lewin, besar gaya motivasi onal pada seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan lingkungannya ditentukan oleh tiga factor :
1)      Tension atau besar kecilnya kebutuhan
2)      Valensi atau sifat objek tujuan
3)      Jarak psikologis orang tersebut dari tujuan. Semakin dekat seseorang dengantujuannya, semakin besar gaya motivasinya. Sebagai contoh, seorang pelariyang sudah kelelahan melakukan sprint ketika ia melihat atau mendekati garisfinish, semangatnya muncul lagi untuk lebih cepat berlari.
2.      Teori-teoriCognitive:
Pada tahun 1957 Leon Festinger mengajukan Cognitive Dissonance Theory. Istilahtersebut berhubungan dengan persepsi serta evaluasi (kognisi) dua unit informasi ataulebih yang bertentangan atau tidak bersifat harmonis (disonan). Jika terdapatketidakcocokan antar unit informasi tersebut maka kita akan bereaksi untukmenyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini.
3.      Teori-teori Psychoanalytic
a.       Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah Psychoanalytic Theory  atauPsychosexual Theory yang dikemukakan oleh Freud(1856 - 1939). Model tentang motivasi menurut Freud terdiri dari tiga bagian :
1)      ID yaitu dorongan-dorongan yang tak terkendali,
2)      Ego yaitu prinsip realitas yang mempengaruhi dorongan-dorongan tersebut dalam pengalaman hidup yang nyata,
3)      Superego (hati nurani) yaitu yang mengendalikan kedua macam mekanisme tersebut Freud menitik beratkan teorinya pada persoalan seks yang kemudian dimodifikasi oleh para pengikutnya.
Erik Erikson yang merupakan murid Freud menentang pendapat Freud. Erikmenyatakan dalam Theory of Socioemotional Development atau Psychosocial Theory bahwa yang paling mendorong perilaku manusia dan pengembangan pribadiadalah interaksi sosial.
4.      Teori-teori Social Learning Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter menaruh perhatianpada apa yang dipilih seseorang ketika dihadapkan pada sejumlah alternatif bagaimana akan bertindak. Untuk menjelaskan pilihan, atau arah tindakan, Rotter mencoba menggabungkan dua pendekatan utama dalam psikologi, yaitu pendekatan stimulus-response atau reinforcement  dan pendekatan cognitive atau field . Menurut Rotter,motivasi merupakan fungsi dari harapan dan nilai reinforcement.
5.      Teori\Social CognitionTokoh dariSocial Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui berbagai eksperimen, Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran dapat terjadi melalui prosessederhana dengan mengamati aktivitas orang lain. Bandura menyimpulkan penemuannya dalam pola empat langkah yang mengkombinasikan pandangan kognitif dan pandangan belajar operan, yaitu:
a.       Attention memperhatikan dari lingkungan
b.      Retention mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh
c.       Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa yang dilihat
d.      Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinanperilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and punishment).
6.      Teori Curiosity BerlynePada tahun 1960 Berlyne mengemukakan sebuah Teori tentang Curiosity atau rasaingin tahu. Menurut Berlyne, ketidakpastian muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan yangtinggi dalam sistem syaraf pusat kita. Respon manusia ketika menghadapi suatu ketidakpastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu.Curiosity akan mengarahkan manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi ketidakpastian.


2.6  Jenis Motivasi
            Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua:
3        Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorangitu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lainyang secara internal melekat pada seseorang.
4        Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadiseseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah(reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi motivasi)
2.7  Indikator Motivasi
            Abin Syamsuddin Makmun mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individudapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
1.      Durasi kegiatan.
2.      Frekuensi kegiatan.
3.      Persistensi atau ketekunan pada kegiatan.
4.      Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan.
















BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
·         Pengertian Motivasi
                  Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau daya penggerak.
·         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ø  Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
o   Persepsi
o   Harga diri dan prestasi
o   Harapan
o   Kebutuhan
o   Kepuasan kerja
Ø  Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas
o   Jenis dan sifat pekerjaan
o   Kelompok kerja dimana individu bergabung
o   Situasi lingkungan pada umumnya
o   Sistem imbalan yang diterima
·         Devinisi Motivasi
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak
·         Teori-teori motivasi
v  Teori Insentif : Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan.
v  Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja.
v  Teori Hirarki Kebutuhan : Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow.
v  Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan).
v  Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti.
·         Model Umum Motivasi
Ø  Pembangkit tekanan (tension arousal)
Ø  Tindakan (action)
Ø  Sebuah perangsang (an incentive)
Ø  Pengurangan tekanan (tension reduction)
·         Indikator Motivasi
Diantaranya:
v  Durasi kegiatan.
v  Frekuensi kegiatan.
v  Persistensi atau ketekunan pada kegiatan.
v  Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan.


DAFTAR PUSTAKA


https://www.google.co.id/search?q=motivasi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/

0 komentar:

Popular Posts

Pengikut